ANALISIS PEMBELAJAR DAN KONTEKS
Latar Belakang
Kenyataan di lapangan banyak ditemui adanya
ketidakcocokan antara pembelajaran dengan kemampuan peserta didik, dengan
lingkungan tempat belajar dan dengan lingkungan setelah pembelajar menggunakan
keterampilan. Oleh karena itu perancang tidak hanya menganalisis dan menentukan
apa yang akan diajarkan, tetapi juga menganalisis karakteristik dari peserta
didik, konteks di mana belajar akan dilakukan, dan konteks di mana keterampilan
pada akhirnya akan digunakan. Untuk keperluan ini kita melakukan analisis
pembelajar dan analisis konteks.
Alasan lain bagi perancang untuk menganalisis
pembelajar dan konteks adalah bahwa analisis ini tidak dapat dilakukan dalam
satu kantor. Perancang harus berbicara dengan pembelajar, instruktur, dan
manajer; mereka harus mengunjungi ruang kelas, fasilitas pelatihan, dan peserta
didik tempat kerja untuk menentukan keadaan di mana peserta didik akan
mendapatkan dan menggunakan keterampilan baru mereka. Seperti pada langkah
analisa pembelajaran dan analisa peserta didik dan konteks sering digunakan
secara simultan/bersama-sama sebagai satu kesatuan, sehingga informasi
dikumpulkan dari setiap komponen yang ada.
Untuk melakukan analisis pembelajar dan konteks
ada beberapa analisis yang perlu dilakukan,
yaitu analisis peserta didik, analisis konteks performansi dan analisis konteks
learning.
A.
Menganalisis Peserta Didik (Analyze Learner)
Sebelum
kita membahas analisis pembelajar, sebaiknya kita mencari tahu dulu siapa
peserta didik dalam desain yang akan dibuat. Peserta didik disini kadang
disebut sebagai populasi target atau kelompok sasaran. Analisis peserta didik dimulai
dengan mempertimbangkan bahwa peserta didik mendapatkan seperangkat
pembelajaran. Kita akan mengacu pada peserta didik ini sebagai target populasi,
yaitu mereka adalah orang-orang yang akan dikenai pembelajaran secara tepat.
Informasi
yang berguna yang akan didapat meliputi
1.
Entry skills (keterampilan awal)
2.
Pengetahuan awal tentang topik tertentu
3.
Sikap terhadap isi dan sistem penyampaian
4.
Motivasi belajar
5.
Tingkat pendidikan dan kemampuan,
6.
Pembelajaran yang disukai
7.
Sikap terhadap pengelolana pemberian
pembelajaran, dan (8).
8.
Karakteristik kelompok.
Selanjutnya akan dibahas mengenai hal-hal
tersebut di atas :
1.
Keterampilan Awal.
Keterampilan
awal maksudnya anggota populasi sasaran/ peserta didik harus telah menguasai
keterampilan tertentu sebelum proses pembelajaran dimulai.
2.
Pengetahuan Sebelumnya Tentang Topik.
Hal
ini menekankan pentingnya dalam menentukan apa yang peserta didik sudah tahu
tentang topik yang akan diajarkan. Mereka membangun pengetahuan baru dengan
membangun pemahaman yang telah mereka terima dalam pembelajaran sebelumnya,
sehingga hal ini sangat penting bagi desainer untuk menentukan jangkauan dan
sifat pengetahuan sebelumnya.
3.
Sikap Terhadap Isi dan Sistem Penyampaian.
Sikap
atau kesan peserta didik terhadap isi materi dan bagaimana akan disajikan akan
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Harapan populasi target peserta didik tentang
cara penyampaian materi akan menimbulkan motivasi dalam diri peserta didik itu
sendiri.
4.
Motivasi Akademik.
Tingkat
motivasi peserta didik merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai
pembelajaran yang sukses. Ketika peserta didik mempunyai tingkat motivasi
atau interest yang rendah terhadap topik tertentu, pembelajaran hampir tidak
terjadi. Artinya secara aktivitas kegiatan pembelajaran ada, tapi secara esensi
tidak ada peningkatan kempuan peserta didik yang terjadi.
5.
Pendidikan Dan Tingkat Kemampuan.
Pendidikan
dan tingkat kemampuan akan menentukan tingkat prestasi dan kemampuan umum
peserta didik. Informasi ini akan membantu mendapatkan gambaran jenis
pengalaman pembelajaran yang mereka alami dan mungkin kemampuan mereka dalam mengatasi
masalah terhadap pendekatan baru dan berbeda dalam pembelajaran.
6.
Pembelajaran yang disukai.
Temukan
keterampilan belajar dan kesukaan serta minat peserta didik untuk mendapatkan
model pembelajaran yang sesuai. Dengan kata lain, apakah peserta didik menyukai
pendekatan ceramah atau diskusi dalam belajar atau apakah mereka mengalami
pendekatan belajar yang lain seperti studi kasus, pembelajaran berbasis
masalah, kelas seminar atau pembelajaran mandiri melalui web site.
7.
Sikap Terhadap Organisasi Pelatihan /
Pendidikan
Populasi
sasaran yang mempunyai sikap positif dan konstruktif terhadap organisasi/lembaga
yang menyediakan proses pembelajaran. Beberapa penelitian telah mengindikasikan
bahwa sikap-sikap yang menunjang terhadap kesuksesan pembelajaran adalah
berkaitan dengan keterampilan baru yang dapat diterapkan di tempat kerja.
Dalam
kaitannya sikap peserta didik terhadap organisasi/ lembaga pelatihan adalah bagaimana peserta didik merasakan tentang organisasi yang
menyediakan pelatihan. Apakah mereka memiliki pandangan positif terhadap manajemen dan rekan-rekan , atau mereka sinis tentang proses
pembelajaran di lembaga tersebut.
8.
Karakteristik Kelompok.
Karakteristik
kelompok dalam pembelajaran dilihat apakah ada heterogenitas
dalam
populasi sasaran. Jika demikian , seorang pendidik harus memastikan untuk mengakomodasi perbedaan
apapun. Juga , mendapatkan kesan keseluruhan umum dari populasi sasaran
berdasarkan interaksi sehari-hari dengan mereka.
Analisa peserta didik
secara benar akan menghasilkan dua jenis informasi tambahan yang dapat
mempengaruhi dalam merancang pembelajaran. Pertama, tingkat keragaman populasi peserta
didik. Kedua, interaksi langsung yang terjadi pada populasi peserat didik. Hal
ini untuk mendapatkan dan mengembangkan kesan terhadap apa yang mereka ketahui
dan bagaimana perasaan mereka.
Semua
Variabel pembelajar ini akan digunakan untuk memilih dan mengembangkan tujuan pembelajaran,
dan mereka akan sangat mempengaruhi berbagai komponen dari strategi
pembelajaran. Mereka akan membantu para perancang mengembangkan strategi
motivasi untuk pembelajaran dan akan menyarankan berbagai jenis contoh yang
dapat digunakan untuk mengilustrasikan poin, cara-cara di mana belajar dapat (atau
tidak) akan disajikan, dan cara untuk membuat praktek keterampilan yang relevan
bagi peserta didik.
Analisis
terhadap karakteristik siswa meliputi kemampuan actual yang yang dimiliki oleh
siswa, gaya belajar (learning styles), dan sikap terhadap aktivitas belajar.
Identifikasi yang akurat tentang
karakteristik siswa yang akan belajar
dapat membantu perancang program pembelajaran dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
.
B.
Mengumpulkan Data untuk Analisis Peserta Didik
Pengumpulan
data tentang peserta didik dilakukan dengan melakukan wawancara terstruktur
dengan manajer, instruktur, dan peserta didik dengan cara survei dan kuesioner.
Bisa juga dengan mengelola pretest untuk mengetahun perilaku masukan
pembelajar.
Keluaran
Hasil dari analisis peserta didik termasuk deskripsi tentang peserta didik : entry
sebelumnya perilaku dan pengetahuan tentang topik, sikap terhadap konten dan
potensi sistem pengiriman, motivasi akademik, sebelum pencapaian dan tingkat kemampuan,
belajar preferensi, sikap terhadap organisasi memberikan pelatihan, dan
karakteristik kelompok.
C.
Analisis Konteks Performansi (Analysis of
Performance Context)
Analisis
Kontek Performasi adalah analisa untuk mengetahui lingkungan peserta didik
dimana akan menerapkan keterampilan tersebut. Berdasarkan perspektif
konstruktif, analisa konteks yang dilakukan secara benar dapat membantu para
perancang dalam menciptakan elemen-elemen yang tepat dalam lingkungan belajar
dan membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep yang optimal untuk
belajar dan mengingat.
1.
Pengelolaan atau Dukungan Supervisor
Kita
harus belajar tentang pengorganisasian yang mendukung terhadap peserta didik
untuk menerima keterampilan-ketrampilan tersebut. Penelitian menegaskan bahwa
satu indikator kuat dalam penggunaan keterampilan baru tersebut adalah
pengaturan (disebut Transfer of training) yang harus diterima oleh peserta
didik.
2.
Aspek Fisik
Aspek
fisik dimana keterampilan tersebut akan diterapkan adalah apakah mereka
menggunakannya berdasarkan perlengkapan, fasilitas, peralatan, waktu, atau
sumber-sumber yang lain. Data-data ini dapat digunakan untuk merancang sebuah
pembelajaran sehingga keterampilan tersebut dapat diterapkan pada lingkungan
atau situasi yang mirip dengan tempat kerja.
3.
Aspek Sosial
Pemahaman
terhadap konteks sosial seperti bekerja sendiri atau merupakan anggota tim.
Apakah peserta didik bekerja secara mandiri atau apakah mereka bekerja mempresentasikan
konsep atau idenya dalam pertemuan kegiatan pembelajaran.
4.
Keterampilan Yang Relevan Dengan Tempat Kerja.
Untuk
memastikan bahwa keterampilan baru yang akan diterima oleh peserta didik sesuai
dengan kebutuhan yang sudah diidentifikasi, kita seharusnya memprediksikan
keterampilan-ketrampilan yang relevan yang akan dipelajari oleh peserta didik
tersebut dengan situasi tempat mereka bekerja.
D.
Pengumpulan Data untuk Pelaksanaan Analisis Konteks
Pengumpulan
data dilakukan dengan kunjungan langsung ke lokasi yang tujuannya mengumpulkan
data dari para peserta didik dan pengelola yang potensial dan mengamati
lingkungan kerja, dimana keahlian-keahlian baru akan digunakan. Rangkaian
prosedur pengumpulan data dasar ini mencakup wawancara dan observasi.
Hasil
utama penelitian pada tahap ini adalah:
1.
Suatu deskripsi lingkungan fisik dan
organisasi, dimana keahlian tersebut digunakan
2.
Rangkaian faktor khusus yang memudahkan atau
bercampur dengan pemanfaatan keahlian baru oleh para peserta didik..
E.
Analisis Konteks Belajar (Learning Context Analysis)
Terdapat
dua aspek untuk analisis konteks belajar, yaitu menentukan apa dan bagaimana
seharusnya. Apa di sini adalah suatu tinjauan kondisi yang mana pembelajaran
tersebut terjadi. Hal ini mungkin hanya terjadi di satu lokasi, seperti suatu
pusat pelatihan bersama, atau salah satu dari banyaknya lokasi yang dihadiri
oleh seorang saja. Kemudian bagaimana seharusnya di sini dapat berupa
fasilitas, perlengkapan, dan sumber yang cukup mendukung pembelajaran yang
diinginkan sesuai tujuan.
Dalam
analisis konteks belajar, fokusnya meliputi unsur-unsur berikut ini:
1.
Penyesuaian lokasi dengan Kebutuhan pembelajaran
Dalam
pernyataan sasaran pembelajaran yang dirancang pada tahap awal model ini,
peralatan dan item pendukung lainnya juga diperlukan untuk menunjukkan sasaran
yang disusun. Lingkungan pembelajaran yang digunakan harus mencakup
sasaran-sasaran tujuan pembelajaran. Lingkungan
tersebut harus sesuai dengan sasaran pembelajaran yang ada.
2.
Penyesuaian Lokasi untuk Mendorong Lokasi
Kerja.
Persoalan
lain adalah penyesuaian lingkungan pelatihan dengan lingkungan kerja. Dalam
lingkungan pelatihan, suatu upaya yang harus dilakukan untuk mendorong faktor-faktor
dari lingkungan kerja yang secara kritis memang untuk ditampilkan. Hal tersebut
seharusnya memungkinkan untuk dilakukan dalam konteks pelatihan yang telah
dirancang. Pertimbangan lainnya adalah apakah yang harus diubah atau
ditambahkan dalam lingkungan tersebut.
3.
Penyesuaian untuk Pendekatan Penyampaian
Susunan
kebutuhan peralatan dari pernyataan sasaran menunjukkan bagaimana seharusnya
berkaitan dengan konteks pembelajaran, dan juga, konteks pelaksanaan
pembelajaran. Artinya konteks belajar harus sesuai dengan pendekatan
penyampaian pembelajaran.
4.
Batasan-batasan Lokasi Pembelajaran yang
Mempengaruhi Rancangan dan Penyampaian.
Seorang
instruktur mengajar dua puluh hingga dua
puluh empat peserta didik dalam suatu ruang kelas yang masih menggunakan metode
pelatihan bersama. Pendidikan umum sendiri dipimpin oleh guru dengan dua puluh hingga
dua puluh empat peserta didik.
Meskipun
demikian, sejumlah pendekatan pembelajaran mandiri dan fasilitas telah tersedia,
dan lebih banyak pembelajaran akan disampaikan pada suatu komputer kerja yang
mencakup sistem pendukung pelaksanaan elektronik. Ketika sistem-sistem ini
menjadi lebih mampu dan tersedia untuk penggunaan pelatihan, maka
prinsip-prinsip rancangan sistematis akan menjadi lebih mudah diterapkan,
bahkan untuk pengembangan pembelajaran yang efisien dan efektif.
F.
Pengumpulan Data untuk Analisis Konteks Belajar
Dalam
banyak cara, analisis konteks pembelajaran bersifat sama terhadap lokasi kerja.
Tujuan utama analisis ini adalah untuk mengenali fasilitas dan batasan yang ada
dari lokasi tersebut.
Prosedur
yang diikuti dalam menganalisa konteks pembelajaran adalah untuk merencanakan
wawancara dengan instruktur, pengelola lokasi, dan peserta didik, jika
memungkinkan. Begitu juga dengan analisis konteks pelaksanaan, maka rangkaian
pertanyaan wawancara juga harus disiapkan.
Hasil-hasil
pokok dari analisis konteks pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1.
Sebuah deskripsi tentang sejauh mana tingkat
lokasi yang digunakan untuk menyampaikan pelatihan dengan keahlian yang
diperlukan untuk beralih ke lokasi kerja
2.
Sebuah susunan batasan yang akan menjadi
implikasi-implikasi penting untuk proyek.
G.
Contoh Bentuk Analisis Peserta Didik dan
Konteks
1.
Analisis
Peserta Didik
No
|
Kategori
informasi
|
Sumber
Data
|
Diskripsi Karakteristik Peserta
didik
|
1
|
Entry Skills
|
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
|
Peserta didik sudah mampu
menggunakan gunting , menggunakan pisau potong , memotong kertas, mengelem,
mencari bahan dari barang bekas.
|
2
|
Sikap terhadap Materi dan sistem
penyajian
|
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
|
Peserta didik sudah mengetahui dan
menyukai pembuatan kartu ucapan dan praktik membuatnya.
|
3
|
Motivasi
|
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
|
Peserta didik memiliki
motivasi yang tinggi terhadap materi pembuatan kartu ucapan.
|
4
|
Pendidikan dan Tingkat
Kemampuan
|
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Interview
|
Pembelajarnya adalah murid
yang sudah duduk di kelas VII SMP Negeri 13 Bandarlampung.
Kemampuan peserta didik agak
beragam mengenai materi pembuatan kartu ucapan.
|
5
|
Gaya Belajar
|
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
|
Peserta didik lebih
suka diberikan
demonstrasi pembuatan kartu
ucapan
|
6
|
Sikap terhadap
Lembaga
|
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
|
Peserta didik pada umumnya
bersikap potif terhadap lembaga.
|
7
|
Karakteristik Kelompok Umum
|
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
|
Heterogernitas: Peserta didik
memiliki latar belakang yang berbeda. Rata-rata usia peserta didik 11
tahun –
13 tahun.
Ukuran : Jumlah peserta
didik kelas VII berjumlah 32 orang.
Kesan Menyeluruh: Peserta didik
memiliki kesan yang baik untuk menyelesaikan tugas dan penilaian.
|
2.
Analisis
Konteks Performansi
No
|
Kategori
informasi
|
Sumber
Data
|
Karakteristik
Peserta didik
|
1
|
Dukungan Kepala Sekolah
|
Pembelajaran langsung
|
Penghargaan: Kepala sekolah
memberikan reward pada peserta didik. Bentuknya berupa reinforcement, set
ifikat atau piagam.
|
2
|
Aspek fisik dari performansi
tempat
|
Pengalaman pribadi peserta didik
|
Sekolah menyiapkan fasilitas,
sarana prasarana, waktu untuk peserta didik. Peserta didik
bertanggungjawab untuk menyiapkan seluruhnya.
|
3
|
Aspek sosial
|
Pengalaman pribadi peserta didik
|
Interaksi: Peserta didik langsung
belajar dilokasi yang berbeda dan didukung oleh kelompok kerja atau
keluarga atau kawannya yang tahu materi pembuatan kartu ucapan.
|
4
|
Aspek relevansi skills to
workplace. (.5)
|
Pengalaman pribadi peserta didik
|
Identifikasi Kebutuhan: Peserta
didik membutuhkan Identifikasi kebutuhan yang diperlukan untuk pembuatan
kartu ucapan. Aplikasi: Peserta didik mengidentifikasi bahan dan alat
yang dibutuhkan untuk membuat kartu ucapan.
Aplikasi yang akan datang: Peserta didik dapat membuat
dan memprodusikan kartu ucapan untuk mengembangkan kreatifitas,
produktofitas, dan aspek ekonomis.
|
3.
Analisis
Konteks Belajar
No
|
Kategori informasi
|
Sumber Data
|
Karakteristik Peserta didik
|
1
|
Lokasi/ tempat Belajar
|
Pengalaman pribadi peserta didik
|
Peserta didik melengkapi
tugas belajar dari rumah . Peserta didik mengerjakan tugasnya dari
pengalaman yang berbeda dalam pembuatan kartu ucapan.
|
2
|
Kesesuaian kebutuhan pembelajaran
|
Pengalaman pribadi peserta didik
|
Strategi pembelajaran: Peserta
didik melengkapi tugas belajar dari rumah . Peserta didik
mengerjakan tugasnya dari pengalaman yang berbeda dalam pembuatan
kartu ucapan
Waktu: Pertemuan 3 kali X 40
menit. Peserta : 32 orangLokasi : SMP negeri 13
Bandarlampung
|
3
|
Kesesuaian kebutuhan peserta didik
|
Pengalaman pribadi peserta didik
|
Lokasi: SMP negeri 13
Bandarlampung
Kenyamanan: Peserta didik
merasa nyaman/ senang belajar di sekolah
Ruang: Kelas VII
Pelengkapan: Gunting, pisau kater,
kertas, lem, bakan bekas lainnya.
|
4
|
Kelayakan tempat belajar
|
Pengalaman pribadi peserta didik
|
Karakteristik Pengawas : Peserta
didik mengatur dirnya sendiri dalam proses belajar .
Karakteristik Fisik: Tempat
belajarnya baik.
Karakteristik sosial: Hubungan /
komunikasi antar siswa dan guru baik
|
REFERENSI
Atwi Supraman. 2012. Desain Instruktional
Modern. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Benny.A Pribadi. 2010. Model Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyar
Dick, Walter, Lou Carey, &
James O. Carey. 2009. The Systematic Design of Instriction. Upper Saddle
River , New Jersey : Pearson Education, Inc.
Dinda Tika. 2013. Model pembelajaran Dick and Carey. http://sartikadiana.blogspot.com/2013/04/model-pembelajaran-dick-and-carey.html (diakses tanggal 9 November 2013)
Morrison, Gary R.,Steven M. Ross,
& Jerrold E. Kemp. 2007. Designing Effective Instruction. Englewod
Cliffs, New Jersey : Educational Technologi Publications.
0 komentar:
Posting Komentar