aktifitas belajar

aktifitas belajar

aktifitas belajar

aktifitas belajar

Advance Oragnizer

Model pembelajaran advance organizer adalah model pembelajaran yang digunakan untuk menguatkan struktur kognitif

DASAR KONSEP PENDEKATAN SISTEM

Sebuah sistem merupakan sebuah pengaturan yang keseluruhannya telah kompleks atau terorganisir

Multimedia Pembelajaran Interaktif

Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berarti banyak dan media berarti perantara.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 19 Juni 2014

ANANLISIS PEMBELAJAR DAN KONTEKS



ANALISIS PEMBELAJAR DAN KONTEKS


Latar Belakang
Kenyataan di lapangan banyak ditemui adanya ketidakcocokan antara pembelajaran dengan kemampuan peserta didik, dengan lingkungan tempat belajar dan dengan lingkungan setelah pembelajar menggunakan keterampilan. Oleh karena itu perancang tidak hanya menganalisis dan menentukan apa yang akan diajarkan, tetapi juga menganalisis karakteristik dari peserta didik, konteks di mana belajar akan dilakukan, dan konteks di mana keterampilan pada akhirnya akan digunakan. Untuk keperluan ini kita melakukan analisis pembelajar dan analisis konteks.
Alasan lain bagi perancang untuk menganalisis pembelajar dan konteks adalah bahwa analisis ini tidak dapat dilakukan dalam satu kantor. Perancang harus berbicara dengan pembelajar, instruktur, dan manajer; mereka harus mengunjungi ruang kelas, fasilitas pelatihan, dan peserta didik tempat kerja untuk menentukan keadaan di mana peserta didik akan mendapatkan dan menggunakan keterampilan baru mereka. Seperti pada langkah analisa pembelajaran dan analisa peserta didik dan konteks sering digunakan secara simultan/bersama-sama sebagai satu kesatuan, sehingga informasi dikumpulkan dari setiap komponen yang ada.
Untuk melakukan analisis pembelajar dan konteks ada beberapa analisis yang perlu  dilakukan, yaitu analisis peserta didik, analisis konteks performansi dan analisis konteks learning.
A.    Menganalisis Peserta Didik (Analyze Learner)
Sebelum kita membahas analisis pembelajar, sebaiknya kita mencari tahu dulu siapa peserta didik dalam desain yang akan dibuat. Peserta didik disini kadang disebut sebagai populasi target atau kelompok sasaran. Analisis peserta didik dimulai dengan mempertimbangkan bahwa peserta didik mendapatkan seperangkat pembelajaran. Kita akan mengacu pada peserta didik ini sebagai target populasi, yaitu mereka adalah orang-orang yang akan dikenai pembelajaran secara tepat.
Informasi yang berguna yang akan didapat meliputi
1.      Entry skills (keterampilan awal)
2.      Pengetahuan awal tentang topik tertentu
3.      Sikap terhadap isi dan sistem penyampaian
4.      Motivasi belajar
5.      Tingkat pendidikan dan kemampuan,
6.      Pembelajaran yang disukai
7.      Sikap terhadap pengelolana pemberian pembelajaran, dan (8).
8.      Karakteristik kelompok.

Selanjutnya akan dibahas mengenai hal-hal tersebut di atas :
1.      Keterampilan Awal.
Keterampilan awal maksudnya anggota populasi sasaran/ peserta didik harus telah menguasai keterampilan tertentu sebelum proses pembelajaran dimulai.
2.      Pengetahuan Sebelumnya Tentang Topik.
Hal ini menekankan pentingnya dalam menentukan apa yang peserta didik sudah tahu tentang topik yang akan diajarkan. Mereka membangun pengetahuan baru dengan membangun pemahaman yang telah mereka terima dalam pembelajaran sebelumnya, sehingga hal ini sangat penting bagi desainer untuk menentukan jangkauan dan sifat pengetahuan sebelumnya.
3.      Sikap Terhadap Isi dan Sistem Penyampaian.
Sikap atau kesan peserta didik terhadap isi materi dan bagaimana akan disajikan akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Harapan populasi target peserta didik tentang cara penyampaian materi akan menimbulkan motivasi dalam diri peserta didik itu sendiri.
4.      Motivasi Akademik.
Tingkat motivasi peserta didik merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai pembelajaran yang sukses.  Ketika peserta didik mempunyai tingkat motivasi atau interest yang rendah terhadap topik tertentu, pembelajaran hampir tidak terjadi. Artinya secara aktivitas kegiatan pembelajaran ada, tapi secara esensi tidak ada peningkatan kempuan peserta didik yang terjadi.
5.      Pendidikan Dan Tingkat Kemampuan.
Pendidikan dan tingkat kemampuan akan menentukan tingkat prestasi dan kemampuan umum peserta didik. Informasi ini akan membantu mendapatkan gambaran jenis pengalaman pembelajaran yang mereka alami dan mungkin kemampuan mereka dalam mengatasi masalah terhadap pendekatan baru dan berbeda dalam pembelajaran.
6.      Pembelajaran yang disukai.
Temukan keterampilan belajar dan kesukaan serta minat peserta didik untuk mendapatkan model pembelajaran yang sesuai. Dengan kata lain, apakah peserta didik menyukai pendekatan ceramah atau diskusi dalam belajar atau apakah mereka mengalami pendekatan belajar yang lain seperti studi kasus, pembelajaran berbasis masalah, kelas seminar atau pembelajaran mandiri melalui web site.
7.      Sikap Terhadap Organisasi Pelatihan / Pendidikan
Populasi sasaran yang mempunyai sikap positif dan konstruktif terhadap organisasi/lembaga yang menyediakan proses pembelajaran. Beberapa penelitian telah mengindikasikan bahwa sikap-sikap yang menunjang terhadap kesuksesan pembelajaran adalah berkaitan dengan keterampilan baru yang dapat diterapkan di tempat kerja.
Dalam kaitannya sikap peserta didik terhadap organisasi/ lembaga pelatihan adalah bagaimana peserta didik merasakan tentang organisasi yang menyediakan pelatihan.  Apakah mereka memiliki pandangan positif terhadap manajemen dan rekan-rekan , atau mereka sinis tentang proses pembelajaran di lembaga tersebut.
8.      Karakteristik Kelompok.
Karakteristik kelompok dalam pembelajaran dilihat apakah ada heterogenitas dalam populasi sasaran.  Jika demikian , seorang pendidik harus memastikan untuk mengakomodasi perbedaan apapun. Juga , mendapatkan kesan keseluruhan umum dari populasi sasaran berdasarkan interaksi sehari-hari dengan mereka.
Analisa peserta didik secara benar akan menghasilkan dua jenis informasi tambahan yang dapat mempengaruhi dalam merancang pembelajaran. Pertama, tingkat keragaman populasi peserta didik. Kedua, interaksi langsung yang terjadi pada populasi peserat didik. Hal ini untuk mendapatkan dan mengembangkan kesan terhadap apa yang mereka ketahui dan bagaimana perasaan mereka.

Semua Variabel pembelajar ini akan digunakan untuk memilih dan mengembangkan tujuan pembelajaran, dan mereka akan sangat mempengaruhi berbagai komponen dari strategi pembelajaran. Mereka akan membantu para perancang mengembangkan strategi motivasi untuk pembelajaran dan akan menyarankan berbagai jenis contoh yang dapat digunakan untuk mengilustrasikan poin, cara-cara di mana belajar dapat (atau tidak) akan disajikan, dan cara untuk membuat praktek keterampilan yang relevan bagi peserta didik.
     Analisis terhadap karakteristik siswa meliputi kemampuan actual yang yang dimiliki oleh siswa, gaya belajar (learning styles), dan sikap terhadap aktivitas belajar. Identifikasi yang akurat  tentang karakteristik  siswa yang akan belajar dapat membantu perancang program pembelajaran dalam memilih dan menentukan  strategi pembelajaran yang akan digunakan.
.
B.     Mengumpulkan Data untuk Analisis Peserta Didik
Pengumpulan data tentang peserta didik dilakukan dengan melakukan wawancara terstruktur dengan manajer, instruktur, dan peserta didik dengan cara survei dan kuesioner.  Bisa juga dengan mengelola pretest untuk mengetahun perilaku masukan pembelajar.
Keluaran Hasil dari analisis peserta didik termasuk deskripsi tentang peserta didik : entry sebelumnya perilaku dan pengetahuan tentang topik, sikap terhadap konten dan potensi sistem pengiriman, motivasi akademik,  sebelum pencapaian dan tingkat kemampuan, belajar preferensi, sikap terhadap organisasi memberikan pelatihan, dan karakteristik kelompok.


C.    Analisis Konteks Performansi (Analysis of Performance Context)
Analisis Kontek Performasi adalah analisa untuk mengetahui lingkungan peserta didik dimana  akan menerapkan keterampilan tersebut. Berdasarkan perspektif konstruktif, analisa konteks yang dilakukan secara benar dapat membantu para perancang dalam menciptakan elemen-elemen yang tepat dalam lingkungan belajar dan membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep yang optimal untuk belajar dan mengingat.
1.      Pengelolaan atau Dukungan Supervisor
Kita harus belajar tentang pengorganisasian yang mendukung terhadap peserta didik untuk menerima keterampilan-ketrampilan tersebut. Penelitian menegaskan bahwa satu indikator kuat dalam penggunaan keterampilan baru tersebut adalah pengaturan (disebut Transfer of training) yang harus diterima oleh peserta didik.
2.      Aspek Fisik
Aspek fisik dimana keterampilan tersebut akan diterapkan adalah apakah mereka menggunakannya berdasarkan perlengkapan, fasilitas, peralatan, waktu, atau sumber-sumber yang lain. Data-data ini dapat digunakan untuk merancang sebuah pembelajaran sehingga keterampilan tersebut dapat diterapkan pada lingkungan atau situasi yang mirip dengan tempat kerja.
3.      Aspek Sosial
Pemahaman terhadap konteks sosial seperti bekerja sendiri atau merupakan anggota tim. Apakah peserta didik bekerja secara mandiri atau apakah mereka bekerja mempresentasikan konsep atau idenya dalam pertemuan kegiatan pembelajaran.
4.      Keterampilan Yang Relevan Dengan Tempat Kerja.
Untuk memastikan bahwa keterampilan baru yang akan diterima oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan yang sudah diidentifikasi, kita seharusnya memprediksikan keterampilan-ketrampilan yang relevan yang akan dipelajari oleh peserta didik tersebut dengan situasi tempat mereka bekerja.

D.    Pengumpulan Data untuk Pelaksanaan Analisis Konteks
Pengumpulan data dilakukan dengan kunjungan langsung ke lokasi yang tujuannya mengumpulkan data dari para peserta didik dan pengelola yang potensial dan mengamati lingkungan kerja, dimana keahlian-keahlian baru akan digunakan. Rangkaian prosedur pengumpulan data dasar ini mencakup wawancara dan observasi.
Hasil utama penelitian pada tahap ini adalah:
1.      Suatu deskripsi lingkungan fisik dan organisasi, dimana keahlian tersebut digunakan
2.      Rangkaian faktor khusus yang memudahkan atau bercampur dengan pemanfaatan keahlian baru oleh para peserta didik..


  

E.     Analisis Konteks Belajar  (Learning Context Analysis)
Terdapat dua aspek untuk analisis konteks belajar, yaitu menentukan apa dan bagaimana seharusnya. Apa di sini adalah suatu tinjauan kondisi yang mana pembelajaran tersebut terjadi. Hal ini mungkin hanya terjadi di satu lokasi, seperti suatu pusat pelatihan bersama, atau salah satu dari banyaknya lokasi yang dihadiri oleh seorang saja. Kemudian bagaimana seharusnya di sini dapat berupa fasilitas, perlengkapan, dan sumber yang cukup mendukung pembelajaran yang diinginkan sesuai tujuan.
Dalam analisis konteks belajar, fokusnya meliputi unsur-unsur berikut ini:
1.      Penyesuaian lokasi dengan Kebutuhan pembelajaran
Dalam pernyataan sasaran pembelajaran yang dirancang pada tahap awal model ini, peralatan dan item pendukung lainnya juga diperlukan untuk menunjukkan sasaran yang disusun. Lingkungan pembelajaran yang digunakan harus mencakup sasaran-sasaran tujuan pembelajaran.  Lingkungan tersebut harus sesuai dengan sasaran pembelajaran yang ada.
2.      Penyesuaian Lokasi untuk Mendorong Lokasi Kerja.
Persoalan lain adalah penyesuaian lingkungan pelatihan dengan lingkungan kerja. Dalam lingkungan pelatihan, suatu upaya yang harus dilakukan untuk mendorong faktor-faktor dari lingkungan kerja yang secara kritis memang untuk ditampilkan. Hal tersebut seharusnya memungkinkan untuk dilakukan dalam konteks pelatihan yang telah dirancang. Pertimbangan lainnya adalah apakah yang harus diubah atau ditambahkan dalam lingkungan tersebut.
3.      Penyesuaian untuk Pendekatan Penyampaian
Susunan kebutuhan peralatan dari pernyataan sasaran menunjukkan bagaimana seharusnya berkaitan dengan konteks pembelajaran, dan juga, konteks pelaksanaan pembelajaran. Artinya konteks belajar harus sesuai dengan pendekatan penyampaian pembelajaran.
4.      Batasan-batasan Lokasi Pembelajaran yang Mempengaruhi Rancangan dan Penyampaian.
Seorang  instruktur mengajar dua puluh hingga dua puluh empat peserta didik dalam suatu ruang kelas yang masih menggunakan metode pelatihan bersama. Pendidikan umum sendiri dipimpin oleh guru dengan dua puluh hingga dua puluh empat peserta didik.

Meskipun demikian, sejumlah pendekatan  pembelajaran mandiri dan fasilitas telah tersedia, dan lebih banyak pembelajaran akan disampaikan pada suatu komputer kerja yang mencakup sistem pendukung pelaksanaan elektronik. Ketika sistem-sistem ini menjadi lebih mampu dan tersedia untuk penggunaan pelatihan, maka prinsip-prinsip rancangan sistematis akan menjadi lebih mudah diterapkan, bahkan untuk pengembangan pembelajaran yang efisien dan efektif.

F.     Pengumpulan Data untuk Analisis Konteks Belajar
Dalam banyak cara, analisis konteks pembelajaran bersifat sama terhadap lokasi kerja. Tujuan utama analisis ini adalah untuk mengenali fasilitas dan batasan yang ada dari lokasi tersebut.
Prosedur yang diikuti dalam menganalisa konteks pembelajaran adalah untuk merencanakan wawancara dengan instruktur, pengelola lokasi, dan peserta didik, jika memungkinkan. Begitu juga dengan analisis konteks pelaksanaan, maka rangkaian pertanyaan wawancara juga harus disiapkan.
Hasil-hasil pokok dari analisis konteks pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1.      Sebuah deskripsi tentang sejauh mana tingkat lokasi yang digunakan untuk menyampaikan pelatihan dengan keahlian yang diperlukan untuk beralih ke lokasi kerja
2.      Sebuah susunan batasan yang akan menjadi implikasi-implikasi penting untuk proyek.

G.    Contoh Bentuk Analisis Peserta Didik dan Konteks
1.      Analisis Peserta Didik
No
Kategori informasi
Sumber Data
Diskripsi Karakteristik Peserta didik
1
Entry Skills
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Peserta didik  sudah mampu menggunakan gunting , menggunakan pisau potong , memotong kertas, mengelem, mencari bahan dari barang bekas.
2
Sikap terhadap Materi dan sistem penyajian
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Peserta didik sudah mengetahui dan menyukai  pembuatan kartu ucapan dan praktik membuatnya.
3
Motivasi
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Peserta didik memiliki motivasi  yang tinggi terhadap materi pembuatan kartu ucapan.
4
Pendidikan  dan Tingkat
Kemampuan
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Interview
Pembelajarnya adalah murid yang  sudah duduk di kelas VII SMP Negeri 13 Bandarlampung.
Kemampuan peserta didik agak beragam mengenai materi pembuatan kartu ucapan.
5
Gaya Belajar
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Peserta didik  lebih suka  diberikan
demonstrasi pembuatan kartu
ucapan
6
Sikap terhadap
Lembaga
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Peserta didik  pada umumnya bersikap potif terhadap lembaga.
7
Karakteristik Kelompok Umum
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Heterogernitas: Peserta didik  memiliki latar belakang yang berbeda. Rata-rata usia peserta didik  11 tahun –
13 tahun.
Ukuran  : Jumlah peserta didik  kelas VII  berjumlah 32 orang.
Kesan Menyeluruh: Peserta didik  memiliki kesan yang baik untuk menyelesaikan tugas dan penilaian.


2.      Analisis Konteks Performansi

No
Kategori informasi
Sumber Data
Karakteristik Peserta didik
1
Dukungan Kepala Sekolah
Pembelajaran langsung
Penghargaan: Kepala sekolah memberikan reward pada peserta didik. Bentuknya berupa reinforcement, set ifikat atau piagam.
2
Aspek fisik dari  performansi tempat
Pengalaman pribadi peserta didik
Sekolah menyiapkan fasilitas, sarana prasarana, waktu  untuk peserta didik. Peserta didik bertanggungjawab untuk menyiapkan seluruhnya.
3
Aspek sosial
Pengalaman pribadi peserta didik
Interaksi: Peserta didik langsung belajar dilokasi yang berbeda dan didukung oleh kelompok kerja  atau keluarga atau kawannya yang tahu materi pembuatan kartu ucapan.
4
Aspek relevansi skills to workplace. (.5)
Pengalaman pribadi peserta didik
Identifikasi Kebutuhan: Peserta didik membutuhkan Identifikasi kebutuhan yang diperlukan untuk pembuatan kartu ucapan. Aplikasi: Peserta didik mengidentifikasi  bahan dan alat yang dibutuhkan untuk membuat kartu ucapan.
Aplikasi yang akan datang: Peserta didik  dapat membuat dan memprodusikan kartu ucapan untuk  mengembangkan kreatifitas, produktofitas, dan aspek ekonomis.

3.      Analisis Konteks Belajar
No
Kategori informasi
Sumber Data
Karakteristik Peserta didik
1
Lokasi/ tempat Belajar
Pengalaman pribadi peserta didik
Peserta didik  melengkapi tugas belajar dari rumah . Peserta didik mengerjakan  tugasnya dari pengalaman  yang berbeda dalam pembuatan kartu ucapan.
2
Kesesuaian kebutuhan pembelajaran
Pengalaman pribadi peserta didik
Strategi pembelajaran: Peserta didik  melengkapi tugas belajar dari rumah . Peserta didik mengerjakan  tugasnya dari pengalaman  yang berbeda dalam pembuatan kartu ucapan
Waktu:  Pertemuan 3 kali X 40 menit. Peserta :  32 orangLokasi   : SMP negeri 13 Bandarlampung
3
Kesesuaian kebutuhan peserta didik





Pengalaman pribadi peserta didik





Lokasi: SMP negeri 13 Bandarlampung
Kenyamanan: Peserta didik  merasa nyaman/ senang  belajar di sekolah
Ruang:  Kelas VII
Pelengkapan: Gunting, pisau kater, kertas, lem, bakan bekas lainnya.
4
Kelayakan  tempat belajar
Pengalaman pribadi peserta didik
Karakteristik Pengawas : Peserta didik  mengatur dirnya sendiri dalam proses belajar .
Karakteristik Fisik:  Tempat belajarnya baik.
Karakteristik sosial: Hubungan / komunikasi antar siswa  dan guru baik




REFERENSI

Atwi Supraman. 2012. Desain Instruktional Modern. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Benny.A  Pribadi. 2010. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyar
Dick, Walter, Lou Carey, & James O. Carey. 2009. The Systematic Design of Instriction. Upper Saddle River , New Jersey : Pearson Education, Inc.
Dinda Tika. 2013.  Model pembelajaran Dick and Carey. http://sartikadiana.blogspot.com/2013/04/model-pembelajaran-dick-and-carey.html (diakses tanggal 9 November 2013)
Morrison, Gary R.,Steven M. Ross, & Jerrold E. Kemp. 2007. Designing Effective Instruction. Englewod Cliffs, New Jersey : Educational Technologi Publications.